cinta pertama

Nama : Ludfiah

NIM : 12/329282/SA/16446

Mata Kuliah : Terjemah II

CINTA PERTAMA

Pada saat itu aku masih muda belum masuk masa remaja, ketika musim panas, aku kebanyakan menghabiskan siang hari di depan rumah dengan bermain berbagai macam permainan anak. Kadang-kadang kami menjadi kereta api, yng terdiri dari belasan gerbong (tidak ada kendaraan selain itu) kami bersiul semua lalu mengatakan : “ump humph fu fu” di lain waktu kami menjadi sekor kuda yang meringkik, melompat – lompat, dan menghentakkan kaki ke tanah dengan telapak kakinya dan menganggu orang yang lewat serta menabrak mereka, terkadang kami saling melayangkan bola, melempar hingga menghancurkan kaca jendela dengan bola itu, lalu meluap – luaplah kemarahan penduduk lalu mereka mengusir kami dari gang. Kadang-kadang kami membagi menjadi dua kelompok sebagai pencuri dan petugas. Sesekali kami menutup mata salah seorang dari kami, lalul kami membelakanginya dan dibelakang kami dia mulai mencari siapa diantara kami yang dia temui akan menggantikan dia menutup matanya dan begitu seterusnya sampai akhir permainan anak-anak ini. Dan aku (dengan kuasa Allah) paling bodoh, paling jelek akhlaknya dan paling cepat berkelahi, jika salah satu menyerangku tidak peduli dimanapun tanganku dan tidak takut mengenai matanya atau hidungnya atau giginya, terkadang aku mengambil segenggam pasir dan melumuri wajahnya dengan pasir dan aku membalasnya seperti orang buta. Seperti yang kamu lihat aku mempunyai trik banyak trik yang banyak, kemudian hal tersebut dapat menutupi kelemahanku, dengan anugrah trik yang banyak tadi aku mendapatkan posisi yang baik diantara anak-anak ini. Aku mempunyai tetangga (perempuan muda kecil seperti narsisis seumuranku) dan aku sering melihatnya melongok ke kami dari jendela atau berdiri di pintunya melihat kami dan dia tidak ikut serta dengan kami, dan aku tidak bisa mendiskripsikan gambarannya sudah memudar setelah beberapa tahun lamanya. Meskipun saat itu aku selalu melihatnya, dia mempunyai tempat di hatiku dan bagiku bencana setiap kali memikirkan hari itu kemudian dia tidak memungkiri kecerobohanku dan petualanganku, dia melihatku seekali dalam sebuah pertemuan sesaat setelah tenggelamnya matahari. Di bajuku yang putih ada noda di sekitar lalu dia memberhentikanku dan bertanya padaku: “apa ini apa yang terjadi padamu?”

Aku berkata : Ada sebuah lubang luas menghalangiku, aku ingin menyebrangi akan tetapi lompatan itu pendek dari tujuan, itulah yang kamu lihat.

Dia berkata : Jika kamu berfikir sebelum melompat kamu akan tahu, kamu tidak bisa melewatinya.

Aku berkata : Tetapi aku sudah melewatinya

Dia berkata : Tidak! Kamu tidak melewatinya tetapi kamu jatuh ke dalamnya dan ini bajumu sebagai saksinya

Aku berkata : Tetapi aku melewatinya dan selamat. Apakah kamu tidak melihatku di depanmu?

Dia berkata : Sombong, tidak baik berbicara denganmu

Lalu dia meninggalkanku.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.